Self Love vs. Egois: Don’t Get It Twisted!
Akhir-akhir ini, kata self love lagi booming banget di sosmed. Banyak orang pakai istilah ini buat justify me-time atau nolak hal-hal yang bikin capek. Tapi masalahnya, nggak jarang juga ada yang salah paham, mengira self love itu sama dengan egois. Well, the truth is… they’re totally different! kaya kopi susu dan kopi pahit. sama-sama kopi, tapi rasanya lain, kaya air putih sama soda. sama-sama minuman, tapi efeknya jelas nggak sama. kaya aku sama kamu sama-sama punya perasaan tapi ga ada yang mau confess duluan😛.
Self love itu tentang mencintai diri dengan cara sehat. It’s about respecting yourself, setting boundaries, dan tahu kapan harus bilang “no” demi kebaikan diri. Contohnya? Istirahat cukup instead of forcing yourself, nggak takut meninggalkan toxic relationship, dan tetap care sama orang lain while taking care of yourself.
Sedangkan egois lebih ke “me, me, and only me.” Orang egois biasanya mikir dirinya sendiri tanpa peduli orang lain. They always want to win, nggak mau dengerin opini orang, dan kadang bikin orang di sekitar capek. Jadi jelas ya, self love bikin kamu grow, sementara egois justru bisa bikin hubungan kamu hancur.
The key difference? Intent and impact. Self love = positive energy for you and others. Egois = bikin orang sekitar merasa ignored or bahkan disakiti.
Self love itu ibarat oksigen di pesawat, kamu harus pasang maskermu dulu sebelum nolong orang lain. tapi ingat, kalau kamu pakai oksigen terus sendirian dan lupa nolongin orang lain-nah, itu baru egois.
So, jangan sampai salah kaprah. Loving yourself is not selfish. Justru dengan self love yang sehat, kamu bisa lebih happy, lebih strong, dan lebih ready untuk kasih cinta ke orang lain. Because how can you love others if you don’t love yourself first, right? 💖
Komentar
Posting Komentar